

Mataram, MetroNTB.com – Bardasarkan data dari BPS NTB sesuai hasil sensus hingga Maret 2018, Angka Buta Huruf Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini mencapai 12,58 persen, angka tersebut didominasi kaum usia lanjut.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur NTB Dr Sitti Rohmi Djalillah memandang data tersebut sebagai data yang cukup aman dan tidak menghawatirkan.
“Yang masih buta huruf termasuk dalam usia lanjut dan tidak produktif lagi,” ujar Wagub saat Wagub menerima Kepala BPS NTB di Ruang Kerjanya, Rabu (13/2).
Walupun demikian, kata Rohmi pemberantasan buta huruf tidak bisa dianggap remeh tapi harus benar-benar serius dilakukan kedepan.
“Kuncinya adalah, keterlibatan semua pihak karena ini menjadi tugas kita semua,” cetusnya
Rohmi menambahkan, Pemerintah Provinsi NTB kedepan tentunya akan memprioritaskan pemberantasan buta aksara bagi usia-usia produktif.
‘’Kita harus sering-sering diskusi dengan BPS agar data lebih jelas sehingga sasaran pemberantasan buta aksara ini lebih jelas,” tambahnya
Sementara, Kepala BPS NTB Suntono mengungkapkan, data yang dikeluarkan BPS terkait distribusi penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf menurut kelompok umur di NTB adalah sebanyak 0 persen untuk penduduk usia 15-24 tahun.
“Sedangkan 2 persen untuk penduduk usia 25-34 tahun,” tuturnya
Suntono menjelaskan, sebanyak 12 persen untuk penduduk usia 35-44 tahun. 21 persen untuk penduduk usia 45-54 tahun.
“Sebanyak 33 persen untuk penduduk usia 55-64 tahun, dan 32 persen untuk penduduk usia 65 tahun ke atas,” pungkasnya (Red)
